Program KOTAKU Kabupaten Madiun

Program KOTAKU Kabupaten Madiun


Breaking


PROGRAM KOTA TANPA KUMUH ( KOTAKU ) KABUPATEN MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR • Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan • Lokasi Pendampingan Program Kotaku berada di Kecamatan Jiwan ( 14 Desa ) : Bukur, Bibrik, Bedoho, Grobogan, Jiwan, Kincang Wetan, Klagen Serut, Kwangsen, Metesih, Ngetrep, Sambirejo, Sukolilo, Teguhan, dan Wayut

Monday, December 28, 2020

Selesaikan Tumpukan Sampah Melalui BPM tahun 2020

PURWOSARIMemasuki Kota Caruban kita pasti tidak akan asing mendengar Desa Purwosari Kecamatan Wonoasri, Desa Purwosari yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun secara geografis Desa Purwosari terletak pada posisi -7.555 Lintang Selatan dan 111.65 Bujur Timur. Desa Purwosari memiliki luas wilayah sebesar 194,63 Ha yang terdiri dari 8 Dusun dengan jumlah RT sebanyak 19 RT. Tipologi atau karakteristik kawasan permukiman di Desa Purwosari merupakan kawasan Pinggiran Kota dimana dekat dengan akses perdagangan dan jasa, bersebelahan dengan Kota Madiun. Bupati Madiun pada tahun  2019 menetapkan Desa Purwosari Kecamatan Wonoasri sebagai salah satu desa prioritas penanganan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Madiun melalui SK Bupati Madiun Nomor ; 118.45/ 325A /KPTS/402.013/2019.


Kondisi infrastruktur permukiman di Desa Purwosari terkait dengan 7 indikator antara lain bangunan hunian, jalan lingkungan, drainase lingkungan, penyediaan air minum, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan dan proteksi kebakaran. Hal ini mengingat 7 indikator tersebut menjadi parameter untuk mengukur tingkat kekumuhan. Permasalahan yang paling menonjol di lokasi SK Kumuh di Desa Purwosari  RT.02, RT.07 dan RT.08 dengan luasan 7,1 ha adalah terkait dengan drainase lingkungan dan Persampahan. Permasalahan persampahan menjadi prioritas penanganan utama di Desa Purwosari dalam pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat tahun 2020, kondisi tumpukan sampah yang menggunung dan berserakan terletak di RT.07, sehingga kondisi tersebut membawa dampak yang signifikan pada kekumuhan dan kesehatan masyarakat sekitar .


Berawal dari semangat untuk menjadikan wilayah lingkungan Desa Purwosari terbebas dari kesan kumuh, maka ketika pada tahun 2020 Program KOTAKU ( Kota Tanpa Kumuh ) hadir di wilayah Desa Purwosari dengan semangat untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. LKM Purwosari Adil Makmur yang baru terbentuk bersama masyarakat dan pemerintah desa menyepakati untuk menyelesaikan salah satu penyebab kekumuhan tersebut dengan membangun Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS Sementara) diatas bekas tumpukan sampah, tentunya proses pembersihan lokasi pembangunan TPS Sementara dari tumpukan sampah menjadi tantangan tersendiri.


“Yang terpenting, target kami agar tidak ada sampah yang berserakan khususnya di sekeliling lapangan desa, karena lapangan desa yang semestinya sebagai tempat bermain, tempat olah raga bahkan juga tempat bersantai menjadi tempat yang kotor dan tidak layak untuk di kunjungi, maka dengan pembangunan TPS S dan juga taman ini di harapkan tempat yang dulunya kumuh menjadi tempat santai dan edukasi bagi warga sekitar, khususnya anak – anak sekolah karena lapangan ini berdekatan dengan sekolah SMK dan SD Purwosari” jelas Mas Rudi Hartoko selaku Koordinator LKM.


Hal senada juga di sampaikan oleh Ibu Rukmini, perempuan paruh baya yang tempat tinggalnya tidak jauh dari Lapangan menyampaikan sangat senang karena dulunya kalau melewati lapangan pasti yang pertama terlintas adalah bau busuk dan kurang sedap akan tetapi saat ini lokasi lapangan yang sekarang ada taman dan TPS nya menjadi indah di pandang mata. “ Kami ibu – ibu dan juga anak  anak kalau sore hari sering duduk duduk di sekitar taman yang telah di bangun di atas lapangan desa yang dulunya tempat pembuangan sampah warga sekitar “ timpal beliau. 


“Sekarang, kami juga lagi nyemai tanaman untuk penghijauan. Warga juga sudah banyak yang berubah, rata-rata di depan rumah warga sudah ada pot bunga dan tempat sampah, kami juga mulai mencoba membuat penghijauan di masing – masing rumah,” tuturnya.


Hal yang sama juga di sampaikan Bapak Gatot selaku tokoh masyarakat setempat yang juga merupakan ketua RT, beliau  sangat mengapresiasi semangat warga sekitar dengan di motori oleh teman teman LKM bertekad menjadikan lokasi pembungan sampah menjadi tempat pengelolaan sampah sekaligus sebagai taman edukasi bagi warga masyarakat sekitar. “ Mudah mudahan hasil kerja nyata teman teman LKM dapat di pelihara dengan baik oleh masyarakat dengan cara di rawat dan juga senantiasa melakukan peremajaan tanaman yang sudah ada” . pungkas beliau.





No comments:

Post a Comment