Oleh
Merlita Febriani
Faskel Ekonomi Tim Madiun 1
Mayoritas penduduk Desa Kwangsen Kec. Jiwan Kab. Madiun bermata
pencaharian sebagai petani, sebagian masyarakat menjual olahan hasil pertanian maupun
perkebunan untuk meningkatkan pendapatannya. Salah satu dari mereka adalah Ibu Paerah, Ibu 4 orang anak ini menekuni usaha berjualan jamu sudah 30 tahun, dari beliau
masih berusia muda sampai dengan sekarang. Awalnya Ibu Paerah menjajakan hasil
ramuan jamu nya dengan cara di gendong
di dalam keranjang dan berjualan ber jalan kaki keliling dari rumah ke
rumah di desa Kwangsen saja, pada saat itu Ibu Paerah hanya bisa membawa
sedikit hasil olahan jamu nya sehingga pendapatan yang di dapat kan oleh Ibu Paerah relatif sedikit dan rata rata per hari pendapatannya hanya Rp. 50.000,-
saja karena hanya menggunakan fasilitas kranjang yang di gendongnya saja.
Seiring dengan berjalannya waktu Ibu Paerah mencoba menjual hasil
olahan jamu tidak hanya di desa kwangsen tapi berharap bisa sampai ke luar desa
kwangsen. Keterbatasan modal menjadi permasalahan yang dihadapi Ibu Paerah. Keinginan
Ibu Paerah mendapatkan bantuan pinjaman modal tanpa jaminan, karena beliau tidak
mempunyai asset yang bisa di jaminkan. Bersama dengan warga yang mempunyai
permasalahan permodalan Ibu Paerah membentuk KSM yang diberi nama KSM Delima 3.
Dengan bergabungnya menjadi anggota KSM, beliau berharap mendapatkan pinjaman modal dari UPK LKM Sejahtera Mandiri Desa
Kwangsen. Beliau mendapatkan
pinjaman modal dari UPK tanggal 28 Mei 2018 sejumlah Rp. 1.000.000,- yang di pergunakan untuk membeli sepeda dan alat alat dapur guna menunjang hasil produksi olahan jamunya.
Aktivitas tiap pagi Ibu Paerah diawali dengan meramu hasil
aneka tanaman menjadi jamu. Resep jamu di warisi Ibu Paerah turun temurun dari keluarga nya yang ada di Kota Madiun. Ibu
Paerah membuat ramuan jamu masih menggunakan cara
tradisional yaitu dengan cara di tumbuk sehingga jamu olahan rasa nya ber beda dari penjual
jamu lainnya . Jenis jamu yang biasanya di jual oleh Ibu Paerah yaitu beras
kencur, kunyit asam, Suruh dan jamu pahitan. Dengan mengayuh
sepedanya beliau mulai menjajakan hasil jamu olahan pada pagi hari jam
08.00 – 10.00 dan sore hari pada jam 16.00 – 17.00. Dengan tambahan Es
batu atau tanpa Es batu beliau tawarkan kepada konsumen yang menjadi pelanggan
setianya.
Dengan modal yang di pinjam dari UPK LKM Sejahtera
Mandiri Desa Kwangsen, Ibu Paerah merasa terbantu karena kini bisa menggunakan
sepeda untuk ber keliling dari desa ke desa karena sebelumnya ia harus
menggendong botol berisi jamu dan berjalan kaki di desa Kwangsen saja. Ibu
Paerah merasa bersyukur hanya butuh waktu 4 jam untuk menghabiskan 30 botol
jamu yang ia bawa. Berkat kegigihan nya dalam menjajakan hasil olahan jamu nya
kini pelanggan yang membeli jamu nya semakin bertambah. Penghasilan dari
penjualan jamu Ibu Paerah yang sebelumnya hanya Rp. 50.000 per hari sekarang
meningkat menjadi Rp. 180.000,- per hari. Dengan pendapatan per hari yang
meningkat, alhasil Ibu Paerah bisa membayar angsuran di UPK
dengan lancar dan bisa memenuhi kebutuhan sehari hari nya.
No comments:
Post a Comment