Program KOTAKU Kabupaten Madiun

Program KOTAKU Kabupaten Madiun


Breaking


PROGRAM KOTA TANPA KUMUH ( KOTAKU ) KABUPATEN MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR • Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan • Lokasi Pendampingan Program Kotaku berada di Kecamatan Jiwan ( 14 Desa ) : Bukur, Bibrik, Bedoho, Grobogan, Jiwan, Kincang Wetan, Klagen Serut, Kwangsen, Metesih, Ngetrep, Sambirejo, Sukolilo, Teguhan, dan Wayut

Monday, October 14, 2019

Merajut Asa KSM Laris Jaya Desa Bukur

Oleh : Merlita Febriani
Fasilitator Ekonomi Tim Madiun 1 Kab. Madiun


Lambatnya pertumbuhan ekonomi adalah salah satu permasalahan yang menghambat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Masyarakat bisa di katakan sejahtera apabila bisa mengatasi permasalahan nya khususnya masalah Ekonomi. Dalam masyarakat terdapat kelompok masyarakat dengan penghasilan tinggi dan dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat berpenghasilan tinggi mampu memenuhi kebutuhan dari kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Sementara itu, kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun kebutuhan yang paling mendasar.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bukur untuk mengatasi permasalahan khususnya di bidang Ekonomi adalah dengan membentuk Kelompok yang menerapkan konsep Pengembangan Penghidupan Berbasis Masyarakat atau dikenal dengan P2BM. konsep ini bertujuan untuk membentuk kelompok yang mandiri dengan menerapkan Panca Sutra dalam berkelompok. Panca Sutra yang dimaksud adalah lima aturan dasar dalam berkelompok, Pertama adalah Rutin Bertemu, dengan adanya rutinitas bertemu didalam kelompok diharapkan anggota kelompok mampu menyelesaikan persoalan ekonomi yang tengah dihadapi, bertukar ide kreatif dalam mengembangkan kelompok, yang tidak kalah pentingnya untuk mempererat silaturahmi antar anggota kelompok. Kedua adalah Rutin Menabung, rutinitas inilah yang memang menjadi tantangan terberat, bagaimana tidak, menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung, bagaimana bisa ? Untuk mencukupi kebutuhan ja susah, apalagi untuk ditabung, Kesalahan cara berfikir inilah yg sering tanpa kita sadari menjadi sebuah doktrin dalam diri kita, seharusnya Sisihkan untuk ditabung bukan sisakan untuk ditabung, artinya sisihkan terlebih dahulu dari pendapatan baru belanjakan untuk kebutuhan, bukan pemenuhan kebutuhan baru sisanya di tabung. Diharapkan dengan rutinitas menabung, anggota kelompok dapat menyelesaikan persoalan finansial. Ketiga adalah Rutin Pembukuan, rutinitas ini memberikan pesan pembelajaran bahwa dalam berkelompok transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam berkelompok. Ke-empat adalah Rutin Pinjaman, rutinitas ini bisa menjadi salah satu solusi dari masalah permodalan didalam kelompok. Kelima adalah Rutin Pengembalian, tentunya kelompok yang sehat adalah kelompok yang mampu menyelesaikan kewajibannya.


Mereka sadar bahwa masalah ekonomi lah menjadi salah satu permasalahan yang selama ini membelenggu mereka.  Melalui beberapa tahapan enam anggota masyarakat berpenghasilan rendah yang sebelumnya merupakan KSM penerima manfaat kegiatan pinjaman bergulir UPK LKM di Desa Bukur ini sepakat untuk menerapkan konsep Panca Sutra,  sehingga pada bulan September Tahun 2017 terbentuklah KSM yang di beri nama "KSM Laris Jaya" di Desa Bukur Kec. Jiwan Kab. Madiun. Langkah awal yang di lakukan oleh KSM Laris Jaya adalah duduk bersama menyusun  aturan bersama yang di sepakati KSM dan berdiskusi terkait permasalahan dan mencari solusi nya.  Melalui pendampingan program KOTAKU perlahan mereka mengenal Konsep Panca Sutra, Dengan penuh keyakinan dan kesamaan visi, mereka ber komitmen untuk bisa menerapkan konsep ini di antaranya Adanya Pertemuan, Tabungan, Pencatatan, Pinjaman dan Pengembalian. Dengan melihat potensi yang bisa di kembangkan di Desa Bukur, maka kegiatan usaha bersama produktif yang di sepakati oleh KSM Laris Jaya adalah produksi kripik pisang .

Berawal dari modal awal sejumlah Rp. 500.000,-/anggota KSM yang di pinjam dari dana perguliran UPK LKM Barokah Desa Bukur, KSM Laris Jaya memulai usaha produksi nya membuat Kripik Pisang, Mereka  bekerjasama membagi tugas  mulai dari pembuatan kripik pisang, pengemasan sampai dengan pemasaran hasil produksi. Dengan senyum yang indah,  ibu ibu anggota KSM Laris Jaya Desa Bukur ber sepakat untuk melaksanakan aturan yang sudah di tentukan salah satu nya mengadakan pertemuan seminggu sekali. Dengan langkah yang pasti KSM ini sangat yakin bahwa hasil produkasi bisa di terima di masyarakat. Dari modal awal  Rp. 500.000,-/anggota KSM sampai dengan saat ini omset bersih produksi dari KSM Laris Jaya mencapai Rp. 2.000.000 per Bulan.

Dalam kegiatannya KSM Laris Jaya selalu berkoordinasi dengan LKM dan Pendamping KOTAKU, mereka sadar bahwa bantuan dari pemerintah khususnya dana BLM adalah bukan satu satu nya sumber pendanaan yang harus di nanti. Banyak cara lain yang bisa di lakukan agar kegiatan produksi kripik pisang bisa berkembang salah satu nya dengan ber kolaborasi dengan lembaga keuangan, pemerintah desa dan dinas terkait. Dalam hal ini KSM Laris jaya telah melaksanakan koordinasi secara intens dengan Kepala Desa Bukur guna membantu mempromosikan hasil produksi kripik pisang, supaya produk KSM bisa di kenal oleh masyarakat khususnya di kab madiun . Kepala Desa Bukur memberikan respon yang positif dan menjadikan hasil produksi kripik pisang sebagai produk unggulan dari Desa Bukur selain telur asin dan batik lurik. Kepala Desa juga sangat mendukung kegiatan dari KSM karena bisa meningkatkan pendapatan khususnya bagi masyarakat Desa Bukur.

Selain koordinasi dengan Pemerintah Desa langkah yang telah di lakukan oleh KSM Laris Jaya dalam ber kolaborasi yaitu koordinasi dengan Fasilitator Pendamping KOTAKU agar dapat di fasilitasi untuk pendaftaran ijin Pangan Industri Rumah Tangga ( PIRT ), diharapkan dengan adanya ijin PIRT dapat meningkatkan kepercayaan konsumen akan produk yang higienis tentunya akan berdampak pada peningkatan penjualan kripik pisang yang saat ini telah di pasarkan sampai ke luar desa Bukur. KSM Laris Jaya mengharapkan adanya fasilitasi pelatihan – pelatihan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi kripik pisang. Dengan lahirnya KSM yang telah menerapkan konsep panca sutra diharapkan dapat menjadi stimulan lahirnya KSM unggulan dan mandiri.  Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM ) yang mandiri diharapkan menjadi salah satu solusi dalam upaya  mengurangi jumlah masyarakat ber penghasilan rendah. Dengan modal komitmen dalam sebuah kelompok, kekompakan, kebersamaan dan persamaan visi dan misi, KSM Laris Jaya sangat yakin bisa meraih asa untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan semangat belajar,berusaha dan ikhtiar.

No comments:

Post a Comment