ABCD adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan masyarakat melalui asset asset yang dimiliki, dimana masyarakat menjadi pelaku dan penentu upaya pembangunan di lingkungannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan , asset dan segala potensi untuk menumbuhkan rasa semangat agar masyarakat memiliki inisiatif dalam segala upaya perbaikan. Desa Bibrik sebagai tempat tujuan KKN Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya memiliki potensi desa yang sudah menjadi "icon desa" yaitu Jamur, Ikan Lele, Ayam panggang dan Keripik Tempe. Mahasiswa bersama LKM melaksanakan transek untuk menggali potensi desa yang bisa di kembangkan.
Forum diskusi dipandu langsung oleh mahasiswa, pemamparan dimulai dengan menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan KKN yang mempunyai tematik KKN Transformatif ABCD (Asset Based Community Development), forum diskusi dilanjutkan dengan penggalian kebutuhan masyarakat atas skala prioritas potensi yang telah dipetakan oleh mahasiswa. Salah satu Petani Budidaya Lele menyampaikan bahwa " Kalau dari segi pemasaran kita sudah handal, cara budidaya lele kita sudah mahir ada satu hal yang menjadi masalah yaitu kekurangan modal ". dari pendamping Program Kotaku juga diberikan kesempatan untuk memberikan masukan oleh mahasiswa selalu pemadu diskusi. Askot Mandiri Program Kotaku dalam hal ini Bapak Endra juga ikut memberikan masukan " bahwa penggalian potensi yang bisa dikembangkan sejalan dengan konsep Livelihood yang dikembangkan di Program Kotaku, kebutuhan masyarakat atas potensi desa yang telah dimiliki menjadi point penting agar pengembangan potensi desa dapat berjalan lebih maksimal. apakah pelatihan pengolahan pangan, cara pengemasan produk, ijin usaha, atau bisa juga strategi pemasarannya ? ". Bapak Edy selaku fasilitator program kotaku di kecamatan jiwan juga memberikan masukan di dalam forum diskusi tersebut, " Desa Bibrik mempunyai konsep pengembangan potensi desa dengan tematik Desa Wisata Edukasi dan Kuliner, wisata edukasi cara budidaya lele dan jamur serta sentra kuliner olahan jamur dan ayam panggang yang menjadi potensi desa tentunya menjadi icon desa bibrik, bagaimana kalau semisal itu saja yang dibantu untuk dikembangkan " , tutur bapak edy. tidak lupa Bapak Anas selaku Kepala Desa Desa Bibrik dan Bapak Sekertaris Desa memberikan masukan kepada mahasiswa terkait dengan variasi olahan produk dan pemasaran melalui media sosial, karena dirasa medsos menjadi salah satu media yang efektif untuk pemasaran produk.
Diskusi berjalan dengan lancar dan banyak masukkan yang diberikan guna menggali kebutuhan pengembangan potensi desa bibrik. Ibu Merlita selaku fasilitator ekonomi memberikan masukkan dalam forum diskusi tersebut, " bahwa terkait dengan kekurangan modal dalam usaha, di LKM mempunyai program pinjaman bergulir yang bisa di akses dengan cara berkelompok tentunya hal tersebut dapat digunakan untuk menambah modal kerja dalam mengembangkan usaha ekonominya. terkait dengan kebutuhan pengembagan potensi desa, mbak mer ( panggilan akrabnya ) memberikan masukan bahwa produk produk yang menjadi potensi desa jika dikemas dengan menarik dan juga higienis tentunya dapat meningkatkan pemasaran produk tersebut ". Akhir sesi acara mahasiswa selaku pemandu diskusi merangkum dari hasil diskusi dan masukan dari peserta forum diskusi, ada beberapa kebutuhan atas potensi desa bibrik yaitu mulai dari branding produk sampai dengan promosi produk ke media sosial seperti FB dan instagram. Acara ditutup dengan penyampaian tindak lanjut atas penggalian kebutuhan atas potensi desa.
Sekian dulu dulur.....semoga bermanfaat bagi pembaca, salam seduluran dari kami tim fasilitator kabupaten madiun. Ucapan terima kasih kepada mahasiswa UIN Sunan ampel atas kegiatan KKN bertema KKN Transformatif ABCD (Asset Based Community Development) di desa bibrik yang notabanenya salah satu lokasi dampingan Program Kotaku.
No comments:
Post a Comment