Program KOTAKU Kabupaten Madiun

Program KOTAKU Kabupaten Madiun


Breaking


PROGRAM KOTA TANPA KUMUH ( KOTAKU ) KABUPATEN MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR • Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan • Lokasi Pendampingan Program Kotaku berada di Kecamatan Jiwan ( 14 Desa ) : Bukur, Bibrik, Bedoho, Grobogan, Jiwan, Kincang Wetan, Klagen Serut, Kwangsen, Metesih, Ngetrep, Sambirejo, Sukolilo, Teguhan, dan Wayut

Friday, August 31, 2018

7:06 AM

" Destinasi Wisata Baru di Kabupaten Madiun "

" Destinasi Wisata Baru di Kabupaten Madiun "


Dulur.....menarik sekali kalau kita membahas destinasi wisata, bagaimana tidak, dengan tingginya mobilitas dan rutinitas pekerjaan yang banyak menguras tenaga dan fikiran bagi masyarakat perkotaan, berwisata bisa menjadi salah satu obat penghilang kejenuhan dari rutinitas. Melihat trend pariwisata sekarang masyarakat perkotaan lebih dominan melepaskan kepenatan berwisata ke desa tematik, oleh karena sekarang banyak bermunculan seperti kampung cokelat, kampung gurami, kampung belimbing dan masih banyak lagi.

Melihat trend pariwisata tersebut dan berbekal potensi yang dimiliki, Pemerintah Desa dan LKM tentunya atas dukungan masyarakat desa bibrik di kecamatan jiwan membuat konsep wisata. Konsep Wisata yang ditawarkan adalah Wisata Edukasi dan Kuliner. Menarik bukan ...???

Dulur.....mari kita kupas konsep Destinasi Wisata ini, kalau kita bicara Edukasi dan Kuliner berarti ada sesuatu pembelajaran dan tempat kuliner yang ditawarkan dari destinasi wisata, Apa ya...??? sebelum menjawab pertanyaan itu, coba kita lihat apa aja sih potensi yang dimiliki oleh Desa Bibrik ini.

Wilayah Desa Bibrik berbatasan langsung dengan Kabupaten Magetan lebih tepatnya sebalah barat dan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Barat Kabupaten Magetan. Desa Bibrik ada 2 Dusun yang memiliki potensi yang menonjol yaitu Dusun Batur dan Dusun Krajan. 

Dusun Batur lebih dominan pada Sentra Ayam Panggang, kenapa disebut Sentra karena hampir ada 30 kepala keluarga yang memiliki usaha Ayam Panggang, industri rumah tangga ini telah berjalan ± 12 tahun. Gimana bisa kebayang nggak...??? kalau pecinta kuliner pasti tidak takut kelaparan ketika ada di dusun batur ini. 

Sekarang kita lanjut petualangan ini ke dusun krajan, ada apa sih di dusun krajan ??? di dusun krajan ada 2 hal yang menarik menjadi daya pikat wisatawan nantinya, yang pertama kita akan disuguhkan dengan tempat budidaya ikan lele dan Budi Daya Jamur Tiram Plus dengan variasi olahan jamur. kita bahas budidaya lele dulu ya.....di lokasi budidaya lele ada sekitar 4 kelompok tani yang masing masing kelompok beranggotakan ± 8 - 10 orang dan  telah dibina oleh Dinas Perikanan Kabupaten Madiun, di kawasan ini lah wisatawan akan diberikan Edukasi terkait dengan Pembibitan dan Pembesaran Lele. yang kedua kita akan disuguhkan tempat Budidaya Jamur Tiram dan olahan kuliner dari bahan baku jamur mulai dari di buat keripik, kerupuk, bakso, sate, sampe ke Ice Cream. Gimana menarik bukan .... ???


Ternyata, konsep ini menarik perhatian Dinas PKP  dan Dinas Pariwisata Kabupaten Madiun. ketertarikan tersebut didasari atas konsep yang ditawarkan, bahkan Kepala Dinas PKP bersama Satker PIP Kabupaten Madiun telah meninjau potensi potensi yang ada di desa bibrik yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata baru di kabupaten madiun. Berikut adalah momen dimana Bapak Kepala Dinas PKP Kabupaten Madiun RM. HEKSO SETYO RAHARDJO, ST bersama rombongan meninjau kawasan budidaya lele , yang sebelumnya meninjau sentra ayam panggang dan budidaya jamur berserta olahannya.


 Kawasan Budidaya Jamur juga telah menjadi tempat edukasi berupa pelatihan ketrampilan bagi Anggota dan ASN Polri Jajaran Polda Jatim yang pelaksanaannya di bulan Agustus 2018. 

           

Gimana menarik bukan...??? silahkan berkunjung ke desa bibrik kecamatan jiwan sebagai salah satu wahana wisata baru, bagi yang bingung lokasinya bisa search di Google Maps. 

Dulur..... sekian dulu cerita untuk hari ini, pembahasan lebih lanjut mengenai konsep ini akan di bahas di session berikutnya saat acara Gelar Potensi Desa dan kunjungan kegiatan pavingisasi oleh Bapak Kepala Dinas PKP Kabupaten Madiun yang menunjang akses ke kawasan Budidaya Lele . karena saat ini masih dalam proses penyelesaian kegiatan pavingisasi sepanjang 170 m yang sumber pendanaan dari APBD Kabupaten Madiun. Salam Seduluran ....... dari kami Tim Fasilitator Kabupaten Madiun.


Thursday, August 30, 2018

9:35 PM

Solusi Penanganan Kekumuhan

Solusi Penanganan Kekumuhan

Dulur....saat berbicara kekumuhan yang mungkin terbesit di fikiran kita adalah rumah yang tidak layak huni, jalan masih becek saat hujan, BAB masih di sungai, secara kasat mata lingkungan tersebut tidak layak untuk di jadikan tempat bermukim. untuk mengetahui apa sih.... parameter yang di gunakan untuk menilai perumahan dan permukiman dikatakan kumuh ?, 

Menteri PUPR mengeluarkan Peraturan Menteri No. 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Didalam Peraturan tersebut jelas dikatakan bahwa ada 7 indikator atau parameter kekumuhan yaitu (1) Bangunan Gedung, (2) Jalan Lingkungan, (3) Penyediaan Air Minum, (4) Drainase Lingkungan, (5) Pengelolaan Air Limbah, (6) Pengelolaan Persampahan, (7) Proteksi Kebakaran. Gimana Dulur...sudah jelas, bagaimana suatu perumahan dan permukiman di katakan kumuh ?. Lanjut......., pasti ada pertanyaan di benak kita, bagaimana bisa Kekumuhan bisa di atasi secara mandiri....?,Sumber Dananya dari mana?

Dulur.... dalam program KOTAKU ( Kota Tanpa Kumuh ) yang merupakan transformasi dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan atau sering kita dengar dengan sebutan PNPM MP. PNPM Mandiri Perkotaan dalam implementasi kegiatan menitik beratkan pada kegiatan Tridaya dalam menuntaskan kemiskinan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, apa itu kegiatan Tridaya..?, yang dimaksud kegiatan tridaya adalah kegiatan infrastruktur, kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi. 

Kegiatan Ekonomi yang masih berjalan secara berkelanjutan dan berkembang sampai sekarang adalah kegiatan Pinjaman Bergulir, kegiatan ini di kelola oleh LKM ( Lembaga Keswadayaan Masyarakat ) melalui unitnya yaitu UPK ( Unit Pengelola Keuangan ). Kegiatan Pinjaman Bergulir adalah kegiatan pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan atau desa dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir bertujuan  untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis  pasar dengan kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang biasanya tidak memiliki akses ke sumber pinjaman lainnya, untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan kegiatan yang mendukung tumbuhnya ekonomi serta usaha mikro, disamping itu membelajarkan mereka dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. Kegiatan Pinjaman Bergulir mempunyai aturan main dalam pelaksanaan yang lebih dikenal dengan Skim Pinjaman Bergulir, yang salah satu aturannya menyebutkan yang berhak menerima pinjaman bergulir adalah warga miskin dan harus berkelompok atau yang sering kita sebut dengan KSM ( Kelompok Swadaya Masyarakat ). Dalam perjalanannya kegiatan pinjaman bergulir berkembang dan menghasilkan laba dari angsuran yang dibayarkan oleh KSM di setiap bulannya dimana besaran bunga atau jasa pinjaman adalah 1,5% - 3 %/bulan. di masyarakat mulai bertanya, Lha terus Bunganya di buat apa ? apa untuk pengurus? pertanyaan ini yang pertama terlontar. 

Dulur....Hasil laba bersih UPK di tiap tahunnya diserahkan kepada LKM untuk dialokasi ke beberapa kegiatan sesuai dengan AD/ART LKM, Ada 3 kegiatan yang mendapatkan alokasi dari laba bersih yaitu kegiatan infrastruktur, kegiatan sosial, kegiatan penambahan modal pinjaman bergulir.

Transformasi dari PNPM MP ke Program KOTAKU ( Kota Tanpa Kumuh ) yang menitik beratkan pada persoalan peningkatan kualitas permukiman dan pencegahan kekumuhan. Menuntaskan kekumuhan dan mencegah  munculnya kumuh baru menjadi prioritas. kita kembali ke pada topik , bagaimana kekumuhan bisa diatasi secara mandiri ? Pendanaanya dari mana ? Jawabannya adalah dengan memanfaatkan alokasi laba bersih UPK. 

Desa Sukolilo Kecamatan Jiwan adalah salah satu desa dengan kegiatan pinjaman bergulir berjalan cukup sehat sehingga mampu mengalokasikan laba bersih upk salah satunya untuk kegiatan infrastruktur, Pemanfaatan Alokasi laba bersih UPK digunakan untuk menuntaskan permasalahan kekumuhan dengan dasar perencanaan yang telah dibuat yaitu Rencana Penataan Lingkungan Permukiman atau sering kita singkat dengan RPLP. Dokumen ini digunakan salah satunya untuk terciptanya keterpaduan program yang diharapkan dapat menyelesiakan dan atau menuntaskan permasalahan permukiman.

Alokasi Laba Bersih UPK LKM Amanah Desa Sukolilo tahun 2016 digunakan untuk 2 kegiatan infrastruktur yaitu kegiatan pembangunan jamban keluarga sebanyak 3 unit dengan dana sebesar Rp. 15.000.000, kegiatan ini untuk menjawab parameter kekumuhan dalam hal Pengelolaan Air Limbah. Kegiatan perbaikan jalan sepanjang 300 m dengan dana sebesar Rp. 19.539.000, kegiatan ini untuk menjawab parameter kekumuhan dalam hal Jalan Lingkungan, sedangkan alokasi laba bersih UPK tahun 2017 dimanfaatkan untuk kegiatan perbaikan jalan sepanjang 250 m dengan alokasi dana sebesar Rp. 10.000.000 dan kegiatan gorong gorong, dengan alokasi pendanaan yang minimalis jelas kegiatan ini tidak akan bisa terealisasi tanpa adanya swadaya dari masyarakat baik berupa tenaga maupun material. 

Dulur....terjawab sudah pertanyaan bagaimana mungkin bisa mengatasi kekumuhan secara mandiri, jawabannya dari Alokasi Laba Bersih UPK dan Swadaya Masyarakat. Mari kita kembangkan kegiatan Pinjaman Bergulir selain untuk membantu warga miskin dalam permodalan juga dapat bermanfaat untuk menuntaskan kekumuhan. 

Kesimpulannya adalah Kegiatan Pinjaman Bergulir ketika di kelola dan berkembang dengan baik di masyarakat, tentu bukan hal mustahil penaganan kekumuhan dapat teratasi dengan adanya alokasi laba bersih UPK. mari kita peduli dengan kegiatan pinjaman bergulir, bentuk kepedulian kita bisa dengan cara kelola, kembangkan, dan awasi pengelolaannya dengan baik.

Berikut adalah cerita secara visual yang sudah kita upload di Youtube, bagaimana dampak dari kegiatan pinjaman bergulir di dalam penanganan kekumuhan.



Sekian dulu Dulur......sedikit cerita dari Desa Sukolilo Kecamatan Jiwan, Salam Seduluran dari kami Tim Fasilitator Kabupaten Madiun..... 


Monday, August 27, 2018

4:06 PM

Upaya Wujudkan Rumah Layak Huni bagi MBR

Upaya Wujudkan Rumah Layak Huni bagi MBR


Dulur....Permasalahan Rumah Tidak Layak Huni ( RTLH ) adalah salah satu indikator dari 7 indikator perumahan dan permukiman dikatakan kumuh, hal ini didasarkan dari Peraturan Menteri PUPR No 2 tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh . Didalam peraturan itu dijelaskan bahwa ada 7 indikator kekumuhan yaitu (1) Bangunan Gedung, (2) Jalan Lingkungan, (3) Penyediaan Air Minum, (4) Drainase Lingkungan, (5) Pengelolaan Air Limbah, (6) Pengelolaan Persampahan, (7) Proteksi Kebakaran.

Permasalahan RTLH merupakan bagian dari permasalahan kekumuhan, lha....pertanyaannya bagaimana penanganan permasalahan Rumah Tidak Layak Huni ( RTLH ) bisa di tangani secara mandiri ?. Sabar dulu Dulur........kita bahas dulu sumber dananya. Sumber dana selain dari Swadaya masyarakat dan penerima manfaat baik berupa tenaga maupu material bangunan juga di dapatkan dari Alokasi Laba Bersih UPK. Unit Pengelola Keuangan atau yang sering disebut UPK adalah Unit yang mengelolah kegiatan pinjaman bergulir, UPK merupakan Unit LKM yang beranggotakan minimal 2 orang yaitu Pembuku dan Kasir. Kegiatan Pinjaman Bergulir yang sedang berjalan di Desa mempunyai aturan main didalamnya atau sering kita sebut dengan Skim Pinjaman Bergulir , aturan ini bersifat mengikat kepada calon calon peminjam salah satunya harus berkelompok dan warga miskin atau yang sering kita sebut sebagai KSM ( Kelompok Swadaya Masyarakat ). 

Kegiatan Pinjaman Bergulir yang di kelola oleh UPK ditiap perputarannya menghasilkan Laba, Laba ini didapatkan salah satunya dari Bunga/Jasa yang dibayarkan oleh KSM bersamaan saat membayar angsuran pinjaman di setiap bulannya. di Akhir Tahun UPK Mengalokasikan Laba bersihnya pada beberapa Kegiatan yaitu Kegiatan Lingkungan, Kegiatan Sosial, Kegiatan Penambahan Modal Pinjaman Bergulir dan BOP LKM sesuai dengan AD/ART LKM. Penyerahan Alokasi Laba Bersih UPK diberikan ke LKM di awal tahun berikutnya. 

Dulur.....gimana sudah jelas dari mana sumber dananya ???, kalau sudah, kita lanjutkan ceritanya. Di salah satu desa di kecamatan jiwan yaitu desa kwangsen yang notabanenya adalah lokasi Kotaku mampu menangani permasalahan RTLH secara mandiri dimana sumber dananya berasal dari Laba Bersih UPK, meskipun belum sepenuhnya menyelesaikan permasalahan RTLH secara keseluruhan di desa tersebut dikarenakan keterbatasan dana. Alokasi dana yang diberikan untuk kegiatan perbaikan RTLH adalah sebesar Rp. 41.622.000 untuk 3 Unit, sedangkan alokasi dana untuk masing masing rumah disesuaikan dengan kebutuhan masing masing rumah. Penerima manfaat tentunya adalah warga miskin yang mempunyai permasalahan Rumah Tidak Layak Huni.


Dengan keterbatasan dana dari alokasi laba bersih UPK, maka pelaksanaan kegiatan rehab rumah tidak layak huni di 3 titik dilaksanakan dengan gotong royong dari masyarakat sekitar dan swadaya dari penerima manfaat. Tujuan dari pelaksanaan Rehab Rumah Tidak Layak Huni ( RTLH ) adalah membuat rumah hunian menjadi layak huni tentunya sehat, sehat yang dimaksud adalah tersedianya MCK yg sehat, sistem sirkulasi udara yang baik, lantai tidak beralaskan tanah lagi. Penerima manfaat tentu menyambut baik dan berterima kasih atas pelaksanaan kegiatan, hal ini senada dengan yang disampaikan oleh penerima manfaat disaat Tim Korkot melaksanakan monitoring implementasi kegiatan.

Gambaran detail pelaksanaan kegiatan Rehab RTLH Desa Kwangsen Kec.Jiwan Kab. Madiun dari Alokasi Laba Bersih UPK LKM Sejahtera Mandiri mulai awal sampai selesai dapat dilihat di video yang sudah di upload oleh Tim fasilitator 55 Kec. Jiwan di Youtube berikut ini 



Kesimpulannya adalah Laba Bersih UPK menjadi salah satu alternatif sumber dana untuk penanganan kekumuhan, salah satunya permasalahan RTLH. Disaat pengelolaan pinjaman bergulir berjalan dengan baik, maka bisa dipastikan alokasi laba bersih UPK untuk kegiatan menjadi sesuatu yang " Pasti". Kegiatan pinjaman bergulir yang " Sehat " selalu didukung oleh kelembagaan LKM yang kuat, dukungan pemerintahan desa, dan masyarakat yang berkomitmen kuat untuk menjaga, mengembangkan dan mengawasi pengelolaan kegiatan pinjaman bergulir.

Sekian dulu Dulur.....sedikit cerita dari Desa Kwangsen di Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun, semoga menginspirasi dan bermanfaat. Cerita ini di dedikasikan untuk LKM Sejahtera Mandiri bersama masyarakat dan Pemerintah Desa Desa Kwangsen. Kerelawanan, Kemandirian, Keikhlasan LKM menjadi ladang belajar kami untuk bermasyarakat dan bermanfaat bagi Desa. Salam Seduluran dari kami Tim Fasilitator Kotaku Kabupaten Madiun.



           
2:45 PM

" Berkenalan dengan Panca Sutra "


" Berkenalan dengan Panca Sutra "

      

Dulur......, yuk, berkenalan dengan Panca Sutra ! Katanya, kalau gak kenal maka gak paham. Konsep ini di gadang gadang mampu memperkuat makna sebuah kelompok dan juga merupakan kunci kemandirian kelompok, benarkah...?, Kemandirian yang bagaimana.....?, Sangat wajar jika pertanyaan mulai bermunculan di benak kita, itu menandakan rasa keingintahuan kita cukup besar. Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya kita pahami dulu apa itu panca sutra ?.

Baiklah, Kita mulai pembahasannya dulur.....Panca Sutra adalah lima aturan dasar dalam berkelompok, apa itu lima aturan dasar dalam berkelompok ?, Pertama adalah Rutin Bertemu, dengan adanya rutinitas bertemu didalam kelompok diharapkan anggota kelompok mampu menyelesaikan persoalan ekonomi yang tengah dihadapi, bertukar ide kreatif dalam mengembangkan kelompok, yang tidak kalah pentingnya untuk mempererat silaturahmi antar anggota kelompok. Kedua adalah Rutin Menabung, rutinitas inilah yang memang menjadi tantangan terberat, bagaimana tidak ! Menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung, bagaimana bisa ? Untuk mencukupi kebutuhan ja susah, apalagi untuk ditabung !, Kesalahan cara berfikir inilah yg sering tanpa kita sadari menjadi sebuah doktrin dalam diri kita, seharusnya Sisihkan untuk ditabung bukan sisakan untuk ditabung, artinya sisihkan terlebih dahulu dari pendapatan baru belanjakan untuk kebutuhan, bukan pemenuhan kebutuhan baru sisanya di tabung. Diharapkan dengan rutinitas menabung, anggota kelompok dapat menyelesaikan persoalan finansial. Ketiga adalah Rutin Pembukuan, rutinitas ini memberikan pesan pembelajaran bahwa dalam berkelompok transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam berkelompok. Ke-empat adalah Rutin Pinjaman, rutinitas ini bisa menjadi salah satu solusi dari masalah permodalan didalam kelompok. Kelima adalah Rutin Pengembalian, tentunya kelompok yang sehat adalah kelompok yang mampu menyelesaikan kewajibannya. Itulah Dulur....lima aturan dasar dalam berkelompok.
        
Setelah kita memahami apa itu panca sutra, kita akan kupas apa yang melatarbelakangi konsep panca sutra, Dulur....... Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap orang secara individu maupun masyarakat untuk menjalankan kehidupannya dengan menggunakan kapasitas/kemampuan serta kepemilikan sumber daya (asset) untuk mencapai tingkat kehidupan yang diharapkan melalui cara berkelompok. Selain itu, pendekatan penghidupan ini sendiri dianggap sebagai salah satu bentuk pembinaan, dimana masyarakat difasilitasi untuk menggali potensi desa mereka, serta memahami berbagai permasalahan yang mereka hadapi, serta tantangan dan visi kedepan. Pendekatan ini menitikberatkan pada peningkatan akses usaha dan akses lapangan kerja bagi kelompok miskin melalui strategi penguatan kelompok, pendekatan berbasis kebutuhan dan inisiatif masyarakat miskin, serta peningkatan pelayanan BKM/LKM melalui unit-unit pelaksana untuk masyarakat miskin.

Lanjut.......Agar kelompok masyarakat miskin (KSM) dapat menggali potensi mereka dan potensi disekeliling mereka, maka anggota KSM tersebut diharapkan dapat melaksanakan kegiatan utama Panca Sutra (Rutin Bertemu, Rutin Menabung, Rutin Pembukuan, Rutin Pinjaman &Pengembalian). Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi modal sosial yang kuat bagi anggota KSM agar mereka bersama-sama dapat saling berdiskusi dan memberi pencerahan tentang potensi asset yang mereka miliki untuk selanjutnya dapat dimaksimalkan penggunaannya agar dapat mencapai tingkat kehidupan yang diharapkan melalui cara berkelompok. Gimana Dulur, sudah jelas ?
           
Jika sudah jelas, kita lanjutkan pembahasannya. Dalam implentasi konsep panca sutra didalam sebuah kelompok tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan komitmen yang kuat antar anggota kelompok. Di salah satu desa di Kecamatan Jiwan lebih tepatnya di desa kwangsen, ada sekelompok ibu ibu yang tertarik dengan konsep panca sutra, atas dasar kebutuhan dan inisiatif sekelompok ibu ibu sekitar 7 - 8 orang bersepakat membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM ) Cantik Jelita dengan mencoba menerapkan konsep Panca Sutra, kelompok ini terbentuk pada awal tahun 2017, Kegiatan usaha bersama KSM ini adalah Produksi Kripik Pisang. Usaha kripik pisang dipilih karena merupakan salah satu potensi usaha yang ada di desa kwangsen di dukung dengan kelompok yang sudah memahami pengolahan kripik pisang. Modal awal yang digunakan berasal dari tabungan anggota kelompok, dalam perjalanannya kelompok ini memasarkan produk di sekitar desa sampai ke luar desa. Dalam penerapan panca sutra memang butuh perjuangan terutama menerapkan rutin menabung dan rutin pembukuan dikarenakan menurut mereka ini adalah hal yang baru bagi mereka.

Dulur......berikut adalah sedikit gambaran perjalanan KSM Cantik Jelita melalui video yang telah diupload di Youtube, pendampingan kelompok dilakukan oleh teman teman fasilitator program Kotaku Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.      



           
Sekian Dulu Dulur......sedikit gambaran KSM Cantik Jelita yang berkembang melalui konsep pancasutra. Kesimpulan yang dapat di ambil bahwa pendampingan yang rutin menjadi salah satu point penting kelompok ini bisa berkembang dan secara mandiri dapat menuntaskan persoalan ekonomi yang dihadapinya. Penerapan panca sutra secara konsisten secara nyata dapat muwujudkan kemandirian sebuah kelompok. mandiri secara finansial karena dengan adanya tabungan kelompok, mandiri dalam penyelesaian permasalahan ekonomi karena adanya rutinitas pertemuan dan rutinitas pinjaman, mandiri dalam pengelolaan keuangan karena adanya rutinitas pembukuan.
             
Jangan lupa Dulur......saat jalan jalan di Jiwan bisa mampir ke Desa Kwangsen, kunjungan dulur dulur dapat membantu kelompok ini bisa berkembang, Salam Seduluran dari kami Tim Fasilitator Program Kotaku Kabupaten Madiun