Program KOTAKU Kabupaten Madiun

Program KOTAKU Kabupaten Madiun


Breaking


PROGRAM KOTA TANPA KUMUH ( KOTAKU ) KABUPATEN MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR • Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan • Lokasi Pendampingan Program Kotaku berada di Kecamatan Jiwan ( 14 Desa ) : Bukur, Bibrik, Bedoho, Grobogan, Jiwan, Kincang Wetan, Klagen Serut, Kwangsen, Metesih, Ngetrep, Sambirejo, Sukolilo, Teguhan, dan Wayut

Tuesday, August 27, 2019

4:36 PM

Bergerak Tuntaskan Kekumuhan Kabupaten Madiun

Pada Hari Senin, 19 Agustus 2019 bertempat di Hotel Amaris Madiun, kegiatan Workshop Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kabupaten Madiun dilaksanakan. Kegiatan ini dihadiri oleh Bappeda, OPD terkait, Perbankan, DC Program Pamsimas, Pendamping Program STBM, Tenaga Ahli Pendamping Desa, Tim Korkot Cluster 1 Madiun, Askot Mandiri Kab. Madiun, dan Tim Fasilitator. Workshop ini bertujuan mensosialisasikan dan penyebarluasan informasi terkait dengan capaian dan terget pengurangan kumuh di Kabupaten Madiun, kebijakan dan strategi pemerintah daerah dalam penanganan kekumuhan, strategi pelaksanaan kegiatan skala kawasan dan skala lingkungan dalam pembangunan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai stakeholderisu-isu startegi penanganan kumuh dan menentukan mekanisme koordinasi serta konsolidasi sebagai bagian dari sinergi kolaborasi  penanganan kumuh di Kabupaten Madiun, dan penanganan tindak lanjut temuan audit BPKP. Adapun keluaran yang diharapkan dari kegiatan workshop adalah Peningkatan kebijakan program dan daerah dalam penanganan kumuh, strategi pencapaian target sisa pengurangan kumuh, strategi pelaksanaan kegiatan skala kawasan dan membangun  kolaborasi, issue dan mekanisme koordinasi dan konsolidasi antara pemerintah daerah sebagia bagian dari sinergi kolaborasi dalam pelaksanaan Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Kabupaten Madiun, dan penanganan tindak lanjut temuan audit BPKP berkaitan dengan pelaksanaan program. 


Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Ir. Soedjiono, MT selaku Plt. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Madiun. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kekumuhan menjadi permasalahan yang kompleks, mulai dari masalah rumah tidak layak huni, masalah air bersih , masalah sanitasi, masalah jalan lingkungan, masalah drainase lingkungan, masalah persampahan dan masalah proteksi kebakaran. Harapannya dalam kegiatan ini dapat menghasilkan output yang terukur dalam upaya penanganan kekumuhan di Kabupaten Madiun.

Paparan pertama disampaikan oleh Bapak Taufik Alvi selaku Korkot cluster 1 madiun terkait dengan target dan capaian Progam Penanganan Kumuh dalam Program KOTAKU. Dari pemaparan tersebut peserta workshop dapat mengetahui dan memahamai capaian dan target penanganan kumuh di Kabupaten Madiun. berdasarkan lokasi SK kumuh Kabupaten Madiun tahun 2014  luasan kumuh sebesar 56,94 ha berada di 8 desa/kel , lokasi kumuh tersebut berada di luar lokasi dampingan program kotaku. hasil kajian RP2KPKP kabupaten madiun yang disusun pada tahun 2018 terhadap lokasi kumuh berdasarkan SK kumuh tahun 2014 menyatakan bahwa ada 4 desa dari 8 desa yang statusnya tidak kumuh yaitu Desa/Kel Krajan, Bangunsari, Pandean dan Mejayan. sedangkan 4 desa/kel lainnya yaitu Ngampel, Purwosari, Buduran dan Klitik. hasil verifikasi lokasi kumuh kabupaten madiun berdasar RP2KPKP terdapat 10 Desa/Kel, dimana 4 desa/kel adalah sisa lokasi kumuh berdasarkan SK Kumuh tahun 2014 dan 6 desa/kel yang lain berada kaliabu, kaligunting yang berada di kec. mejayan. sedangkan metesih , jiwan, sukolilo dan kwangsen berada di kec. jiwan yang notabanenya lokasi dampingan program Kotaku. total luasan kumuh hasil verifikasi RP2KPKP tahun 2018 adalah sebesar 104,44 ha, besar harapan lokasi hasil verifikasi dapat ter SK kumuh di tahun 2019 ini.


Selanjutnya untuk paparan kedua, disampaikan oleh Bapak Fery dari Bappeda kabupaten madiun, dalam pemaparan ini beliau menjelaskan terkait arah kebijakan pemerintah kabupaten madiun terhadap penanganan kumuh berdasar RPJMD Kabupaten Madiun tahun 2019-2024. Beliau juga menegaskan peran pokja menjadi point penting dalam upaya penanganan kekumuhan. Untuk paparan selanjutnya terkait dengan strategi pelaksanaan skala kawasan, strategi kolaborasi dan replikasi, bestpractice LKM, Pemetaan issu dan mekanisme konsolidasi dan koordinasi, monev partisipatif, mekanisme pengelolaan asset dan Audit BPKP disampaikan secara bergantian oleh Askot UP, Pokja PKP, LKM Desa Bibrik ( Best practice ), Dinas PKP dan Askot Mandiri Kab. Madiun. 

FGD terkait dengan Issu dan Strategi pelaksanaan program Kotaku menjadi bagian agenda dalam pelaksanaan dalam kegiatan workshop tersebut. Diskusi desk dilaksanakan bertujuan, Pertama, untuk berbagi pengalaman mengenai pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang dilaksanakan oleh Pemerintah kabupaten madiun, Kedua, membangun komitmen pemerintah daerah dalam menjalankan peran sebagai Nakhoda, Ketiga, membangun komitmen Pemerintah daerah, Swasta dan Kelompok Peduli dalam pengurangan kumuh melalui kegiatan  kolaborasi. Fasilitator Desk dalam kegiatan tersebut yaitu Bapak Anang dan Ibu Susi dari unsur Pokja PKP dan Satker PIP kabupaten madiun. Di akhir sesi desk , fasilitator desk menyampaikan hasil dari diskusi desk kepada peserta workshop. komitmen dan berbagi peran dalam penanganan kekumuhan menjadi point penting dalam diskusi desk tersebut.


Friday, August 2, 2019

9:04 AM

Pengembangan Potensi Desa bersama Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Dulur....penggalian potensi desa adalah hal yang menarik untuk di kaji, munculnya desa tematik dengan berbagai tematik sesuai potensi yang dimiliki desa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya dengan kegiatan KKN yang bertema KKN Transformatif ABCD (Asset Based Community Development) bertujuan membantu masyarakat desa bibrik untuk menggali potensi desa yang di milikinya. KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) merupakan ajang mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan secara langsung kepada masyarakat. mahasiswa berperan sebagai fasilitator dalam memberdayakan masyarakat, adapun proses pendekatan yang digunakan salah satunya adalah pendekatan Asset Based Community Development ( ABCD ).

ABCD adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan masyarakat melalui asset asset yang dimiliki, dimana masyarakat menjadi pelaku dan penentu upaya pembangunan di lingkungannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan , asset dan segala potensi untuk menumbuhkan rasa semangat agar masyarakat memiliki inisiatif dalam segala upaya perbaikan. Desa Bibrik sebagai tempat tujuan KKN Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya memiliki potensi desa yang sudah menjadi "icon desa" yaitu Jamur, Ikan Lele, Ayam panggang dan Keripik Tempe. Mahasiswa bersama LKM melaksanakan transek untuk menggali potensi desa yang bisa di kembangkan. 

Pada hari kamis 1 Agustus 2019 bertempat di Balai Desa Bibrik, mahasiswa mengadakan forum diskusi bersama masyarakat untuk penentuan skala prioritas pengembangan potensi desa. Acara dihadiri oleh Pemerintah Desa, Ketua RT, Kepala Dusun, Askot Mandiri dan Tim Fasilitator Program Kotaku. Forum Diskusi ini dimaksudkan untuk menentukan skala prioritas pengembangan potensi desa, Adapun potensi desa yang bisa dikembangkan dari hasil transek yang dilakukan oleh mahasiswa dan LKM adalah Jamur, Lele, Ayam Panggang dan Keripik Tempe.

Forum diskusi dipandu langsung oleh mahasiswa, pemamparan dimulai dengan menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan KKN yang mempunyai tematik KKN Transformatif ABCD (Asset Based Community Development), forum diskusi dilanjutkan dengan penggalian kebutuhan masyarakat atas skala prioritas potensi yang telah dipetakan oleh mahasiswa. Salah satu Petani Budidaya Lele menyampaikan bahwa " Kalau dari segi pemasaran kita sudah handal, cara budidaya lele kita sudah mahir ada satu hal yang menjadi masalah yaitu kekurangan modal ". dari pendamping Program Kotaku juga diberikan kesempatan untuk memberikan masukan oleh mahasiswa selalu pemadu diskusi. Askot Mandiri Program Kotaku dalam hal ini Bapak Endra juga ikut memberikan masukan " bahwa penggalian potensi yang bisa dikembangkan sejalan dengan konsep Livelihood yang dikembangkan di Program Kotaku, kebutuhan masyarakat atas potensi desa yang telah dimiliki menjadi point penting agar pengembangan potensi desa dapat berjalan lebih maksimal. apakah pelatihan pengolahan pangan, cara pengemasan produk, ijin usaha, atau bisa juga strategi pemasarannya ? ". Bapak Edy selaku fasilitator program kotaku di kecamatan jiwan juga memberikan masukan di dalam forum diskusi tersebut, " Desa Bibrik mempunyai konsep pengembangan potensi desa dengan tematik Desa Wisata Edukasi dan Kuliner, wisata edukasi cara budidaya lele dan jamur serta sentra kuliner olahan jamur dan ayam panggang yang menjadi potensi desa tentunya menjadi icon desa bibrik, bagaimana kalau semisal itu saja yang dibantu untuk dikembangkan " , tutur bapak edy. tidak lupa Bapak Anas selaku Kepala Desa Desa Bibrik dan Bapak Sekertaris Desa memberikan masukan kepada mahasiswa terkait dengan variasi olahan produk dan pemasaran melalui media sosial, karena dirasa medsos menjadi salah satu media yang efektif untuk pemasaran produk.

Diskusi berjalan dengan lancar dan banyak masukkan yang diberikan guna menggali kebutuhan pengembangan potensi desa bibrik. Ibu Merlita selaku fasilitator ekonomi memberikan masukkan dalam forum diskusi tersebut, " bahwa terkait dengan kekurangan modal dalam usaha, di LKM mempunyai program pinjaman bergulir yang bisa di akses dengan cara berkelompok tentunya hal tersebut dapat digunakan untuk menambah modal kerja dalam mengembangkan usaha ekonominya. terkait dengan kebutuhan pengembagan potensi desa, mbak mer ( panggilan akrabnya ) memberikan masukan bahwa produk produk yang menjadi potensi desa jika dikemas dengan menarik dan juga higienis tentunya dapat meningkatkan pemasaran produk tersebut ". Akhir sesi acara mahasiswa selaku pemandu diskusi merangkum dari hasil diskusi dan masukan dari peserta forum diskusi, ada beberapa kebutuhan atas potensi desa bibrik yaitu mulai dari branding produk sampai dengan promosi produk ke media sosial seperti FB dan instagram. Acara ditutup dengan penyampaian tindak lanjut atas penggalian kebutuhan atas potensi desa.

Sekian dulu dulur.....semoga bermanfaat bagi pembaca, salam seduluran dari kami tim fasilitator kabupaten madiun. Ucapan terima kasih kepada mahasiswa UIN Sunan ampel atas kegiatan KKN bertema KKN Transformatif ABCD (Asset Based Community Development) di desa bibrik yang notabanenya salah satu lokasi dampingan Program Kotaku.